Kunjungi Surabaya, Anggota Komisi X DPR RI Apresiasi Persiapan UNBK Kota Surabaya

Diunggah pada Kamis, 05 April 2018

Dinkominfo-Pagi ini Kota Surabaya kedatangan tamu dari Anggota Komisi X DPR RI. Anggota Komisi X DPR RI ini sengaja datang ke Kota Surabaya guna meninjau persiapan pelaksanaan UNBK SMP tahun 2018, Kamis (5/4).

Setibanya dari Bandara Juanda, rombongan Anggota Komisi X DPR RI langsung bergegas menuju beberapa SMP yang ada di Kota Surabaya. Diantaranya tiga SMP Negeri yaitu SMPN 1, SMPN 3, SMPN 6 dan dua SMP Swasta yaitu SMP St. Maria dan SMP Muhammadiyah 5.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Ferdiansyah mengatakan bahwa persiapan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di kota Surabaya sudah mencapai seratus persen. "Setelah kami mengunjungi beberapa SMP yang ada di Surabaya, kami yakin bahwa persiapan UNBK di Kota Surabaya ini sudah seratus persen. Karena semua peralatan yang digunakan untuk melaksanakan ujian sudah siap digunakan", ujar Ferdiansyah.

Setelah berkeliling mengunjungi beberapa SMP di Surabaya, Anggota Komisi X DPR RI menuju Kantor Wali Kota Surabaya. Di sana, mereka disambut oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Kemudian para Anggota Komisi X DPR RI dijamu dengan makan siang yang telah disediakan di Lobby Lantai 2 Kantor Wali Kota dengan berbagai macam menu makanan dan minuman.

Setelah beramah-tamah dengan Anggota Komisi X DPR RI, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melanjutkan dengan paparan tentang pendidikan yang ada di Kota Surabaya. Risma mengatakan bahwa UNBK di SMP Surabaya telah lebih dahulu diselenggarakan ketimbang daerah lain di Indonesia. Dan saat ini ujian di SMP Surabaya telah menggunakan komputer sebagai medianya.

Wali Kota Surabaya yang kerap disapa Risma ini melanjutkan, bahwa saat ini Pemerintah Kota Surabaya sebisa mungkin akan memfasilitasi segala keperluan sekolah untuk menunjang proses belajar mengajar. Dan juga saat ini Surabaya telah memiliki sekolah-sekolah inklusi untuk anak-anak berkebutuhan khusus, yang telah disediakan di setiap kecamatan. Gurunya pun tidak sembarangan, karena tidak semua guru mampu mengajar anak-anak berkebutuhan khusus.