Sepupu Patih Gajah Mada Dimakamkan di Surabaya, Ini Faktanya

Diunggah pada Kamis, 17 Januari 2019

Kota Surabaya tak hanya memiliki berbagai jenis tempat wisata serta taman-taman pinggir kota, namun Kota Pahlawan ini mempunyai berbagai tempat Cagar Budaya, salah satunya adalah Cagar Budaya Makam Yudo Kardono yang berada di Jl. Cempaka 25. Warga sekitar lebih sering menyebutnya dengan nama Eyang Kudo.

Kudo kardono merupakan panglima perang Majapahit pada masa pemerintahan Raja Jayanegara atau Kalagemet dalam menghadapi pemberontakan Ra Kuti. Saat keberhasilannya, Kudo Kardono akhirnya mendapat hadiah tanah perdikan di Sungai Asin yang saat ini menjadi daerah Kaliasin dan mengembangkan kawasan yang saat ini terkenal sebagai Tegalsari. Kudo Kardono merupakan saudara sepupu dari Mahapatih Majapahit, Gajah Mada.

Menurut Mbah Poni selaku guru kunci, Eyang Kudo mempunyai nama asli Yudo Kardono yang berarti Yudo adalah peperangan sedangkan Kudo adalah kuda sembrani putih yang sering ia gunakan. Nama belakang Kardono diambil dari kata Kar yang berarti peta atau sebagai pengaman daerah. Beberapa pengunjung yang datang biasanya hanya untuk melihat atau sekedar ingin belajar sejarah, ada pula yang datang ini untuk meminta sesuatu seperti penerawangan.

Tempat ini juga memiliki beberapa objek di dalamnya. Saat memasuki pintu utama terdapat Joglo sebagai tempat peristirahat pengunjung dari luar kota Surabaya setelah itu terdapat pesarean Eyang Kudo Kardono yang ditempatkan pada satu rumah tertentu serta berisikan benda-benda peninggalan jaman Majapahit (Trowulan) seperti tombak dan keris serta arca.

Saat memasuki ruang pemakaman terdapat dua makam yang merupakan pengikut setia Eyang Kudo Kardono. Sementara di setiap jendela juga terpampang gambar tokoh pewayangan, seperti Bima Sena, Semar, Bagong, Sencaki, dan Antasena. Dalam ruangan tersendiri terdapat makam Eyang Yudo Kardono beserta istri dan ketiga anaknya, anak pertama perempuan serta anak kedua dan ketiga laki-laki.

Terdapat pula sanggar trimurti yang berisi tiga arca dan sanggar pamujan yang berisi empat arca. Sanggar atau candi ini sering dipakai tempat sembahyang untuk umat Hindu. Adapun di sekitar luar area sebelah kanan juga tertulis Makam Eyang Wahju yang merupakan ayah dari Yudo Kardono. Pesarean Eyang Wahju, terpisah di sebelah barat Pesarean Eyang Yudo Kardono dengan pintu masuk dari timur. Di depan pesarean ini terdapat sumur keramat.

Konon, di sekitar sumur keramat itu menurut Mbah Poni jika ada seseorang yang melihat belut putih atau udang di dasar sumur ini akan dilimpahi rezeki dalam hidupnya. Bangunan cagar budaya ini telah resmi dibangun sesuai dengan SK Walikota Nomor : 188.45/412/436.1.2/2014 pada tanggal 19 September 2014 Pemerintah Kota Surabaya.