New Man Terus Beraksi, Kini Keliling Pasar Tradisional Surabaya

Diunggah pada Selasa, 05 Januari 2021

Ikon New Man, Biasakan yang Tidak Biasa yang diciptakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya atau Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya terus beraksi mengingatkan protokol kesehatan. Setelah sebelumnya keliling di Kebun Binatang Surabaya (KBS) dan Mal Tunjungan Plaza (TP), kini ikon unik yang terkenal dengan kepala plontos dan perut buncit itu keliling ke Pasar Kapasan dan dilanjutkan ke Pasar Pabean, Senin (4/1/2021).

Tiba di Pasar Kapasan, ikon yang diperankan oleh Camat Sawahan M. Yunus itu langsung menyita perhatian para pengunjung dan pedagang Pasar Kapasan. Bahkan, mereka langsung mengabadikan momen datangnya sosok New Man yang memakai pakaian hijau dengan kaos tangan dan sepatu orange serta memakai masker itu.

Dengan memakai pengeras suara, ia langsung mensosialisasikan protokol kesehatan dengan menggunakan Bahasa Madura, karena di pasar tersebut mayoritas pedagang dan pembeli berasal dari Madura. Sambil keliling ke dalam pasar pakaian itu, ia tak henti-henti mengimbau supaya warga tetap patuh menerapkan protokol kesehatan.

Minta tolong gih, angguy maskerra, jek bukka. Jek apolkompol, jeghe jarakna, ben abecco ngangguy sabun. Tore padhe ajege ben disiplin, sopaje corona atau Covid-19 paneka bisa cepat elang. (Minta tolong ya, ayo pakai maskernya, jangan dibuka. Jangan kumpul-kumpul, dijaga jaraknya, dan jangan lupa cuci tangan pakai sabun. Mari kita bersama-sama menjaga dan disiplin, supaya Covid-19 ini bisa cepat hilang), kata New Man nyaris tiada henti di dalam pasar.

Selain mensosialisasikan protokol kesehatan, ia juga tak lupa membagi-bagikan masker kepada para pedagang dan pengunjung pasar yang tidak memakai masker atau pakai masker scuba. Sejumlah pedagang dan pengunjung itu pun terlihat girang ketika mendapatkan masker dari New Man atau pun personil Linmas yang mengikuti di belakangnya.

Setelah puas keliling di Pasar Kapasan, New Man pun bergeser ke Pasar Pabean yang merupakan pasar ikan. Tiba di pasar tersebut, ia pun langsung sosialisasi protokol kesehatan. Lagi-lagi dia menggunakan Bahasa Madura karena di pasar tersebut banyak orang Madura. Ia pun tak sungkan-sungkan masuk ke dalam pasar untuk mensosialisasikan protokol kesehatan itu.

Tore jek loppae, angguy maskerra. Lastari adeer langsung angguy maskerra. Tore Pak, Bu, kaule minta tolong.(Ayo jangan lupa, dipakai maskernya. Setelah makan langsung dipakai maskernya. Ayo Pak, Bu, saya minta tolong), ujarnya.