Khusyuknya Muslim Surabaya di Masjid Bernuansa Tionghoa

Diunggah pada Jum'at, 18 Januari 2019

Dinkominfo-Hari jumat merupkan hari yang baik untuk umat muslim, terlebih bagi laki-laki yang berkewajiban menunaikan Sholat Jumat. Seperti yang terlihat di Masjid Cheng Hoo Surabaya, umat muslim Surabaya mulai berdatangan meramaikan masjid bernuansa Tionghoa ini.

Sebagaimana yang dilansir dari prasasti yang tertempel di Masjid Cheng Hoo, Masjid tersebut berlokasi di Jl. Gading No.2, Ketabang, Genteng, Surabaya, memulai pembangunan dari tanggal 15 Oktober 2001, diawali dengan peletakan batu pertama yang dihadiri sejumlah tokoh tionghoa di Surabaya. Pembangunan hanya memakan waktu satu tahun dan selesai pada Oktober 2002. Masjid ini didirikan atas campur tangan para sesepuh, penasihat, pengurus Pembina Imam Tauhid Islam (PITI), pengurus yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia, Jawa Timur, serta tokoh masyarakat Tionghoa yang ada di Surabaya.

Setiap bangunan yang ada di Masjid Muhammad Cheng Hoo memiliki ukuran bangunan utama berukuran 21x11 meter, dengan ukuran bangunan utama 11x9 meter. Panjang 11 meter yang terdapat di bangunan utama Masjid ini menyamakan dengan pada saat pertama kali Kabah dibangun oleh Nabi Ibrahim AS yang memiliki panjang dan lebar 11 meter. Lebar 9 meter juga memiliki arti lain pada bangunan Masjid ini , diambil dari keberadaan Wali Songo dalam melaksanakan syiar Islam di tanah Jawa. Sedangkan arsitekturnya sendiri yang menyerupai kelenteng itu perwujudan identitas sebagai muslim Tionghoa (Islam tiongkok) di Indonesia, selain itu agar dapat mengenang leluhur warga Tionghoa.

Yang unik dan menarik dari Masjid Muhammad Cheng Hoo, pada sisi kanan masjid terdapat relief Muhammad Cheng Hoo bersama armada kapal dalam mengarungi Samudera Hindia. Perjalanan bersejarah Laksamana Cheng Hoo mengarungi tujuh samudera menuju daerah barat. Memiliki beberapa misi yaitu menjalin hubungan baik, mengembangkan kebudayaan dan perdagangan serta menjalin dan meningkatkan komunikasi dengan negara lain di dunia. Dengan alasan ini dirasa Umat muslim di Surabaya merasa perlu dan pantas membangun Masjid Muhammad Cheng Hoo. Cheng Hoo menjadi panutan umat Muslim karena kesalehan dan ketaatan dalam beribadah, serta menjadi juru damai yang mampu menciptakan hubungan baik antara Tiongkok dan negara-negara di Asia dan Afrika.

Masjid Cheng Hoo menjadi masjid pertama di Indonesia yang menggunakan nama Muslim Tionghoa juga menjadi simbol perdamaian umat beragama. Tidak hanya menyuguhkan arsitektur yang menarik serta filosofi yang kuat di setiap bangunannya, ada fasilitas lain yang bisa dinikmati selain beribadah di Masjid ini. Seperti adanya taman kanak-kanak, lapangan olahraga, kantor, kelas kursus Bahasa Mandarin dan kantin. Dengan harapan dapat dinikmati dan bermanfaat bagi sesama umat dalam mempererat tali silaturahmi. (Pri)