Hari Lahir Nadlatul Ulama (NU) ke 97 dan Madrasah Kader Nadlatul Ulama (MKNU) XXXII.

Diunggah pada Minggu, 08 Maret 2020

Ribuan Nahdliyin memadati halaman Aula Bir Ali Asrama Haji, Sukolilo Surabaya, Sabtu (07/03/2020) malam. Mereka hadir untuk mengikuti pengajian akbar dalam rangka Peringatan Hari Lahir Nadlatul Ulama (NU) ke 97 dan Madrasah Kader Nadlatul Ulama (MKNU) XXXII.

Turut hadir dalam acara ini, Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU M. Nuh, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Ketua PWNU Jawa Timur KH. Marzuki Mustamar, Ketua PCNU Kota Surabaya KH. Ahmad Muhibbin Suhri, Eri Cahyadi selaku Dewan Penasehat GP Ansor Surabaya, hingga ratusan anggota MKNU.

Di hadapan ratusan anggota PCNU Kota Surabaya, Wali Kota Risma bercerita suka dukanya saat dahulu menutup lokalisasi Jarak-Dolly. Meski awalnya sempat dicibir, namun kini ia justru dieluh-eluhkan untuk melanjutkan kepemimpinannya. "Berat sekali saat itu, banyak sekali gangguan saat membubarkan tempat itu. Tiap malam halaman rumah selalu ada ular, tapi saya kuat. Sekarang Bapak-bapak kalau lewat sana sudah enggak ada gangguan lagi," kata dia.

Selain itu, Wali Kota Risma juga sempat berpamitan dan menitipkan anak-anak Surabaya kepada anggota PCNU dan MKNU Kota Surabaya. Sebab, pada Februari tahun depan, ia akan purna tugas. "Pada Bulan Februari Tahun depan, jabatan saya habis. Saya titip untuk anak-anak Surabaya, agar bisa dirangkul, agar tidak terjerumus," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini juga berpesan kepada anggota PCNU dan MKNU Surabaya, untuk memperkuat pendidikan-pendidikan agama, khsususnya di Masjid-masjid. Sehingga nantinya generasi muda yang ada di Surabaya, bisa berbudi luhur, terutama untuk perkembangan anak-anak di Surabaya. "Kemarin itu saya ngobrol dengan beberapa anak, tiba-tiba marah-marah. Saya tanya ke orang Satpol PP, kenapa dia? Enggak taunya anak itu mabuk. Makanya, saya titipkan mereka ke anggota NU, agar bisa mendidik mereka, melalui pendidikan agama, terutama di Masjid-masjid," ungkapnya.