Taman Sejarah, Saksi Riwayat Surabaya

Diunggah pada Rabu, 06 Pebruari 2019

Dinkominfo – Mendengar nama Jembatan Merah tentunya terbayang legenda pertarungan ikan Sura dan Baya yang menjadi cikal bakal nama Kota Surabaya. Hal ini pula yang membuat tempat ini menjadi salah satu tujuan wisata Kota Surabaya. Namun, jika mengunjungi Jembatan Merah, jangan lupa untuk singgah ke sebuah tempat yang berada di sebelahnya, yaitu Taman Sejarah.

Berada di kawasan bersejarah,  Taman Sejarah ini dulunya bernama Willemsplein yang diambil dari nama Willem, seorang Raja Belanda. Lokasi ini juga menjadi saksi sejarah bentrokan antara Arek-Arek Suroboyo dengan pasukan Inggris yang berujung pada tewasnya seorang jenderal Inggris yang bernama Brigadir Jenderal A.W.S Mallaby.

Sebelum berganti nama menjadi Taman Sejarah, taman ini bernama Taman Jayengrono. Diambil dari nama Adipati Jayengrono, taman ini diresmikan oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini pada Desember 2012 lalu kemudian berubah nama menjadi Taman Sejarah karena aspek historis yang dimiliki oleh taman ini cukup kuat. Taman ini juga menjadi saksi perjuangan melawan penjajah dalam peristiwa 10 November 1945.

Taman seluas 5.300 m2 ini dikelilingi oleh bangunan-bangunan bergaya Belanda yang sudah ada sejak jaman penjajahan. Diantaranya adalah Jembatan Merah, Gedung Cerutu, Gedung Internatio, Gedung Garuda, dan bangunan bergaya Belanda lainnya.

Berbagai fasilitas bisa ditemui di taman ini, seperti panggung dengan latar belakang Gedung Internatio, di tengah taman juga tersedia area yang biasa digunakan pertunjukkan seni. Di beberapa sudut terdapat jalur relaksasi serta air mancur yang semakin menambah kesejukan taman ini.

Terbaru, Pemerintah Kota Surabaya menambahkan hiasan lampu berbentuk lorong serta lampu dengan bentuk bambu runcing yang berjajar. Hiasan baru ini semakin menambah alasan untuk menjadikan Taman Sejarah tempat bersantai untuk keluarga.(ynu/kik)