Surabaya menjadi satu-satunya Kota yang dilirik PBB dalam Mengelola Limbah Sampah

Diunggah pada Senin, 14 Januari 2019

Dinkominfo-Keterlibatan masyarakat Surabaya dalam mengelola lingkungan dilirik oleh luar negeri. Salah satunya United Nations (UN) Environment Asia and Pacific Office yang melakukan kunjungan kerja ke Kota Surabaya untuk melihat secara langsung praktik pengelolaan lingkungan selama dua hari , Rabu (9/1) hingga Kamis (10/1).

Kunjungan kerja tersebut dilakukan oleh delegasi UN Environment Asia and the Pacific Office oleh Ms. Dechen Tsering Regional Director UN Environment Asia and the Pacific Office bersama Mr. Jerker Coordinator Ad-interim COBSEA. Dalam kesempatan tersebut, kedua delegasi UN tersebut didampingi oleh Makarim Wibisana, Senior Diplomat beserta Rosa Vivien Ratnawati Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.

Rosa saat ditemui di Kampung Jambangan X (sepuluh) menjelaskan, kunjungan tersebut dalam rangka PBB dan pemerintah Indonesia bekerja sama membangun regional center pengendalian pencemaran laut, dengan fokus aktivitas sampah daratan.

"Tujuan kedatangannya adalah melihat inovasi apa saja yang telah dilakukan Indonesia khususnya Surabaya dalam mengatur pengendalian sampah yang berasal dari daratan. Efek ini berimbas terhadap pencemaran ekosistem laut sebanyak 80% penyebab sampah dan limbah daratan.", jelas Rosa. 

Salah satunya adalah kampung Jambangan X yang terdapat di pinggir bantaran sungai. Kampung tersebut menurut Rosa menjadi salah satu bentuk inovasi terbaik yaitu Bank Sampah. Sebelum itu, delegasi ini sudah dibawa ke TPA Benowo, one stop service Siola, pembayaran Suroboyo Bus menggunakan sampah botol plastik dan Pusat Daur Ulang Jambangan.

Lebih lanjut, Rosa menyampaikan, para delegasi ini merasa kagum atas perkembangan inovasi dan solusi pengurangan sampah dan limbah yang dibuat Pemerintah Kota Surabaya. "Kota ini menjadi tempat satu-satunya kunjungan dari PBB perihal pengolahan permasalahan limbah sampah daratan khususnya plastik", tutur Rosa.

"Surabaya dirasa sudah berhasil mengendalikan itu agar tidak terbuang ke laut. Terobosan ini bisa menjadi gambaran contoh pengendalian sampah di kota-kota lain maupun di negara yang lain.", tutur Rosa. (pri/kik)